
Bukan struktur bangunan ataupun metode pelaksanaan yang membuat bangunan ini fenomenal. Bangunan yang memiliki panjang 8.851 km, dengan masa pelaksanaannya yang terputus-putus dalam periode 2366 tahun dan memakan jutaan korban jiwa, serta aplikasi manajemen proyek membuatnya menjadi begitu fenomenal.
Fungsi Bangunan
Pada masa kekaisaran 
Cina kuno, didirikannya Tembok Besar Cina adalah untuk membentengi 
kekaisaran Cina kuno dari serangan bangsa Mongolia dari arah utara. 
Disamping itu, tujuan lainnya adalah untuk mengamankan Jalur Sutera, 
yaitu jalur bisnis utama pada masa itu.
Pada jaman kuno, Tembok Besar yang bentuknya berliku-liku serta memanjang menyusuri puncak pegunungan adalah hampir mustahil untuk ditaklukkan oleh musuh, karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok adalah terlalu terjal untuk dapat didaki oleh musuh, sehingga tembok ini adalah merupakan sebuah kubu pertahanan yang sangat bagus.
Pada jaman kuno, Tembok Besar yang bentuknya berliku-liku serta memanjang menyusuri puncak pegunungan adalah hampir mustahil untuk ditaklukkan oleh musuh, karena gunung dan lereng yang menjadi dasar tembok adalah terlalu terjal untuk dapat didaki oleh musuh, sehingga tembok ini adalah merupakan sebuah kubu pertahanan yang sangat bagus.
Sejarah Pembangunan
Diperlukan waktu 
ribuan tahun untuk membuat tembok ini, dibuat di jaman berbagai dinasti 
dan kaisar, dan selama proses pembuatannya telah menelan jutaan korban 
manusia. Tembok ini telah mulai dibuat sebelum Dinasti Qin berkuasa, 
tepatnya dibangun pertama kali pada jaman musim semi dan musim gugur 
pada 722 SM. Ketika Dinasti Qin berkuasa, Kaisar Qin Shi-huang 
meneruskan kembali pembangunan dan pengokohan tembok yang telah dibangun
 sebelumnya. Sepeninggal Kaisar Qin Shi-huang, pembuatan tembok ini 
sempat terhenti dan baru dilanjutkan kembali pada jaman Dinasti Sui, 
terakhir pembuatan tembok dilanjutkan lagi pada jaman Dinasti Ming. 
Bentuk tembok yang sekarang dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun 
wisatawan mancanegara adalah hasil pembangunan dari jaman Dinasti Ming 
(1368-1644).
Design Bangunan
Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa. Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan. Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran. Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi. Pada saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata
 tinggi tembok 23-26 kaki. Lebar bagian atasnya 5 m dan lebar bagian 
bawahnya 8 m. Setiap jarak 180 m sampai 270 m terdapat semacam menara 
pengintai, tinggi menara pengintai 11 sampai 12 meter, menara pengintai 
ini berfungsi juga untuk menyimpan senjata dan bahan pangan. Panjang 
totalnya 8.851 km. Sebagai pembanding bahwa ini setara jarak Jakarta – 
Amman (Yordania).
Di sisi dalam tembok dibangun pintu dan 
tangga untuk naik turun. Tembok Besar dibangun dengan menggunakan batu 
besar yang disisipi dengan tanah dan batu pecahan. Material yang 
digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu. Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada
 saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang 
digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah 
rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer.
Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur benteng belum didirikan. Beberapa
 bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar. Pada masa 
Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum 
digunakan. Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun,
 karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat. 
Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih 
maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu
 bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, 
tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih 
dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang 
dikarenakan lebih kuat daripada batu bata. Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar