Rabu, 24 September 2014

Bangsa Mongolia & Jengis Khan

Kali ini aku akan share tentang sejarah dan kisah dari bangsa mongol yaitu genghis khan. Bagi anda yang kurang suka tentang sejarah masa lalu mungkin masih belum mendegar kisah kisah dari bangsa "Mongol" yang dipimpin oleh rajanya yaitu "Genghis Khan". Genghis khan terkenal sangat kejam dan tidak segan segan membunuh setia musuhnya, dan dikabarkan pada masa lampau kaum mongol atau genghis khan hampir menaklukan seluruh dunia.
Berikut ini adalah kisah kisah bangsa Mongol dan Genghis Khan :
1. Ekspansi Bangsa Mongol
z-1-mongol-the-rise-of-ge.jpeg
Ekspansi Mongol adalah sebuah ekspansi besar bangsa Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan untuk menaklukkan wilayah Eurasia pada awal abad ke-13. Dengan mengendarai kuda-kuda kekar, Genghis Khan bersama pasukannya berhasil menebarkan teror di Benua Eurasia selama kurang lebih dari 1 dasawarsa. Genghis Khan pertama kali mengarahkan perhatiannya kepada orang Tartar. Setelah mengalahkan mereka, ia beralih ke selatan, yaitu ke Tiongkok, ketika Dinasti Song sedang berada di ambang kehancuran dan oleh karena itu, menjadi sasaran jarahan bagi orang-orang Mongol. Genghis merebut Beijing pada tahun 1214 dan segera menduduki sebagian besar wilayah Tiongkok dan mendirikan Dinasti Yuan. Tahun 1219, ia menoleh ke Barat (Eropa), yaitu ke wilayah-wilayah yang belum pernah mendengar tentang penaklukan-penaklukan yang dilakukannya. Gerombolan Mongol menerjang Eropa setelah berhasil menundukkan kawasan Asia Timur Laut. Mereka mengalahkan Rusia, menghancurkan Kekaisaran Persia, mencaplok Polandia dan Hongaria serta mengancam seantero Eropa. Selama delapan tahun berikutnya Genghis menciptakan kekaisaran berdampingan terbesar yang belum pernah disaksikan dunia. Cara dan tujuan Ekspansi Genghis Khan berbeda dengan kaisar-kaisar sebelumnya. Ia menghancurkan apa saja di depan mata, tanpa pandang bulu. Ia menyerang bukan untuk memerintah, melainkan untuk menjarah, memerkosa, dan menculik gadis-gadis untuk mereka bawa ke negerinya, hal inilah yang membuatnya ditakuti di seluruh Eurasia. Secepat mereka datang, secepat itu pula mereka meninggalkan negara-negara yang ditaklukkannya. Karena wilayah yang terlalu luas dan sistem pemerintahan yang mengandalkan satu orang pemimpin, maka begitu Genghis Khan meninggal, keturunannya saling berebut kekuasaan dan mereka meninggalkan ekspansi mereka di Eropa untuk kembali ke Mongolia berebut kekuasaan dengan saudara-saudara mereka.
2. Masa Pemerintahan Genghis Khan
Tahun 1211, Genghis Khan memulai perang melawan Dinasti Jin. Kaum pemberontak baik dari etnis Qidan, Han, bahkan dari suku Jurchen sendiri banyak yang bergabung dengan Mongol untuk melawan Dinasti Jin yang saat itu sudah korup. Pada akhir Juli 1218, Yelu untuk pertama kalinya bertemu dengan sang penakluk besar itu di padang rumput Sari (sebelah baratSungai Kerulen). Padanya Genghis Khan berkata,“Liao dan Jin adalah musuh bebuyutan, kini aku telah membalaskan dendam untukmu”Namun Yelu menjawab“ Kakek dan ayah hamba berturut-turut melayani Dinasti Jin, bagaimana bisa saya sebagai seorang hamba dan seorang anak bermuka dua dengan menganggap atasan dan ayahku sebagai musuh?”Jawabannya membuat semua yang hadir termasuk Genghis Khan terkesan akan kesetiaan dan keberaniannya. Melihat bakatnya yang luar biasa, Genghis Khan mengajaknya bergabung dan memberinya jabatan penting dalam pemerintahannya, saat itu usianya baru 28 tahun. Ia juga dikenal dengan julukan yang diberikan Genghis padanya, ‘Urtu Saqal’ (yang artinya ‘si jenggot panjang’) karena tubuhnya yang tinggi besar dengan jenggot hingga mencapai pinggang, Setelah menjadi penasehat, ia menyarankan pada Genghis Khan agar lebih baik menarik pajak dan memberi kesempatan pada rakyat yang ditaklukkan untuk melayani Mongol daripada membantai mereka. Kebijakannya antara lain adalah melakukan reformasi dalam administrasi pemerintahan misalnya pembagian kekuasaan antara sipil dan militer serta menerapkan sejumlah pajak dan retribusi. Pendapat Yelu banyak yang didengar oleh Genghis Khan sehingga kariernya menanjak dengan cepat dan menjadi salah satu pejabat kepercayaannya. Hal ini menimbulkan rasa iri pada lawan-lawan politiknya. Pernah suatu ketika, seorang pembuat panah dari Xia Barat (kerajaan taklukan Mongol) berkata pada Genghis Khan di depan para pejabat lainnya, “Sekarang ini adalah zaman yang kacau dan yang diperlukan adalah berperang, kutu buku seperti Yelu Chucai apa gunanya bagi kita?” Bukannya marah, Yelu malah dengan tenang balik bertanya, “Sebagaimana membuat busur yang bagus diperlukan seorang ahli senjata, apakah mengatur negara tidak butuh ahlinya?” Pertanyaan balasan ini membuat si pembuat panah terdiam malu sementara Genghis Khan makin yakin pada kecerdasan Yelu dan makin menaruh kepercayaan padanya.
3. Masa Pemerintahan Ogedei Khan
Genghis Khan wafat pada 1227 dan digantikan oleh putranya Ogedei Khan. Di bawah pemerintahan khan baru ini Yelu tetap dipercaya menjadi penasehat. Ia berjasa mengkonsolidasi putra-putra Genghis dan para pejabat untuk tetap kompak dan setia pada Ogedei. Sebagai seorang yang terpelajar, ia senantiasa mengedepankan kebijakan daripada kekerasan dan otak daripada otot. Pernah suatu ketika akan memulai pertempuran, Ogedei bertanya sinis padanya, “Apakah anda akan meratapi orang-orang itu lagi?”. Namun dengan tenang Yelu menjawab, “Anda bisa menaklukan sebuah kekaisaran dari atas punggung kuda, namun tidak akan bisa memerintahnya dari tempat yang sama”. Tahun 1232, ketika ibukota Jin, Kaifeng, jatuh, para jenderal Mongol termasuk Subutai, sudah berencana membumi hanguskan kota itu dan membantai populasi di sana. Yelu segera membujuk Ogedei untuk mencegah tragedi lebih lanjut. Ia menekankan bahwa tujuan perang adalah mendapatkan tanah dan rakyat, adalah kesia-siaan belaka mendapatkan tanah tapi tanpa sumber daya manusianya. Maka Ogedei pun menurunkan perintah yang melarang pembantaian penduduk dan tawanan perang selain dari klan Wanyan (keluarga kerajaan Dinasti Jin). Dengan demikian 1.470.000 jiwa penduduk Kaifeng saat itu selamat dari pembantaian. Setelah Dinasti Jin runtuh, beberapa kota di Gansuyang masih setia pada Dinasti Jin meneruskan perlawanan. Sekali lagi berkat bujukan Yelu, Ogedei mengeluarkan pernyataan yang menjamin keselamatan mereka yang menyerah. Hasilnya kota-kota itu satu-persatu menyerah pada Mongol tanpa harus melalui pertempuran yang berdarah-darah. Tahun 1229, Yelu merampungkan karya tulisnya yang berjudul "Catatan Perjalanan ke Barat" (西游录). Tulisan ini dibuat berdasarkan laporan-laporan militer yang masuk ketika Genghis Khan mengadakan ekspedisi penaklukkan ke Persia. Isinya berupa penjelasan mengenai segala sesuatu tentang wilayah-wilayah yang dilalui seperti misalnya kondisi geografis dan budaya setempat. Karya ini menjadi referensi yang tak ternilai harganya dan banyak digunakan oleh generasi mendatang. Selain Catatan Perjalanan ke Barat, Yelu juga menyunting beberapa karya tulis lain juga seperangkat undang-undang yang kelak menjadi landasan bagi berdirinya Dinasti Yuandi Tiongkok.
Itulah kisah dan sejarah tentang genghis khan ? bagaimanakah menurut anda ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar